Rabu, 10 Desember 2014

PENGARUH MENDENGARKAN MORROTAL AL-QUR’AN TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2014



Nys.Noviannisa1, Maryana2, Ery Fatmawati3
ABSTRACT
Excess labor pain affects pain response, worsen the prognosis, improving maternal complications and mortality. One norfarmakologi management in addressing labor pain is relaxation and distraction techniques by listening murottal Qur'an.
The purpose of this study was to determine the influence of listening murrotal Qur'an on pain intensity of active phase of the first stage of labor on maternal in District General Hospital Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta In 2014.
This study used quantitative research methods Quasi-experimental design with study design pretest-posttest with control group. The number of samples is 60 respondents were taken Consecutive sampling, whereas in determining group randomized using a table of random numbers to obtain the experimental group were 26 respondents who were given treatment in the form of listening murottal Qur’an and a control group of 34 respondents were given relaxation techniques breathing treatment. The collection of data obtained through primary data using a pain scale of 0-10 numeric scale. The data collected was processed to test the data for normality using the Kolmogorov-Smirnov test and analyze the data using the Wilcoxon signed-rang test.
This study showed

Selasa, 09 Desember 2014

BIDAN MUDA MAU CURHAT...

Saya adalah seorang bidan muda, baru tamat Akademi Kebidanan. Menyandang gelar Ahli Madya Kebidanan yang berarti mendapat pengakuan dari pemerintah dan juga masyarakat. Tapi ntah mengapa saya masih ragu terhadap profesi ini. Apalagi dengan pengetahuan dan keterampilan saya. Selama kuliah saya hanya melakukan pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan “Pandang Saja..” Alias cuma melihat tanpa ikut terlibat.

Tapi apa mau dikata, orang tua memaksa saya menjadi bidan, mereka bilang menjadi bidan berpeluang untuk cepat kerja. Dan mudah mendapat jodoh, meski pada kenyataannya saya masih jomblo dan pengangguran. Saya menjalani pendidikan hanya sekedar berbakti pada orang tua, bukan cita-cita. Saya juga tidak tau cita-cita saya apa. Orang tua saya tidak mau percaya kalau saya takut darah, dan jijik melihat proses persalinan, saya bahkan tidak suka berkomunikasi dengan orang lain. Tidak tau kelak saya menjadi bidan seperti apa...

Tamat bidan praktis saya tidak tau apa-apa, buku tidak punya, sewaktu kuliah saya lebih senang jalan-jalan, bermain, bercanda...tidak suka membaca, kalau ujian selalu nyontek....dan akhirnya saya tamat juga. Meski saya tidak tahu ilmu apa yang ada di kepala saya. Ditambah lagi dosen saya juga jarang masuk kelas, hanya memberi tugas tanpa pencerahan dan penjelasan memuaskan. Dan anehnya suka marah-marah, dan beberapa dari mereka bahkan juga tidak pernah menolong persalinan. So’ saya ibarat “like father like son” atau “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, kecuali buahnya dicuri orang...

Baru tamat selama 1 bulan. ada beberapa tempat yang menawarkan saya pekerjaan, tapi saya tolak, sebagai bidan yang sudah berlabel ahli madya, saya menganggap gaji “number one”, saya tidak ingin capek bekerja menguras tenaga di klinik dan di rumah sakit, dengan gaji yang kecil. Untungnya saya menerima gaji bulanan dari orang tua, bahkan lebih besar dibanding saya bekerja...Saya hanya berharap kelak menjadi pegawai pemerintah supaya bekerja lebih santai...dan bila belum diterima saya kuliah saja lagi, dan saya bisa jadi dosen.....(saya tersenyum, menyadari kapasitas kemampusn saya tentunya..)... Atau kalau sudah mentok, saya cari saja pria kaya untuk saya nikahi, hee..., itu juga kalau ketemu....

Apakah ini potret sahabat-sahabat saya juga , saya tidak tahu....

Tips Agar Para Suami Tak Menangis Saat Temani Istri Bersalin

Apa Sih Tipsnya...??
Proses persalinan adalah proses yang mendebarkan, bukan hanya bagi para wanita tetapi juga para pria atau calon Ayah. Mulai dari grogi, panik, gembira, deg-degan semua bercampur menjadi satu. Dalam proses peraslinan peran pendamping persalinan terutama suami sangatlah di butuhkan, ketika suami panik, maka istripun bisa aja menjadi lebih panik. An ini tidak akan membantu dalam proses persalinan namun justru bisa menyulitkan.
Nah, berikut ini beberapa tips yang bisa Anda lakukan ketika menghadapi hari “H” yang penuh kejutan tersebut:

Keajaiban Kehamilan

Keajaiban Kehamilan...??? mengapa saya mengatakan keajaiban? Tentu karena dari 2 sel yang super duper kecil dalam hitungan minggu bisa berubah menjadi milyaran bahkan trilyunan sel. Wow sebuah perkembangan yang menakjubkan.

Nah mari kita lihat bagaimana perkembangannya dan kita renungkan betapa Mulianya Tuhan kita, nah semoga artikel ini bisa membuat kita selalu bersyukur hari demi hari akan kasih-Nya:
Minggu ke-1 :

Mengapa harus TAKUT SAKIT saat melahirkan...??? 

IMG_6918+
Sampai saat ini, tetap saja rasa nyeri menjadi satu ketakutan dan kekhawatiran sendiri bagi ibu hamil dan ibu bersalin. Siapa sich yang suka terhadap rasa sakit? Saya rasa hampir semua orang tidak suka bahkan berusaha untuk menghindari rasa sakit. Berbagai cara dan upaya dilakukan untuk menghindari rasa sakit.
Rasa sakit seringkali menjadi momok tersendiri bagi seseorang, misalnya dari hal yang paling sederhana saja, yaitu sakit kepala. Begitu seseorang mengalami sakit kepala, satu hal yang dia inginkan adalah melakukan upaya untuk mengobati dan menghentikan rasa sakit yang di rasakannya, mulai dari memijat kepalanya, sampai minum obat.
Sakit gigi misalnya, bisa di pastikan Anda pasiti akan cepat cepat melakukan sesuatu untuk menyingkirkan segera rasa sakit itu, karena sakit gigi sangatlah tidak nyaman. Nah apalagi maslaah persalinan, yang konon katanya menyakitkan sekali. Tentu berbagai upaya di lakukan untuk paling tidak mengurangi intensitas rasa sakit tersebut.
Nah sebenarnya apa sich rasa sakit itu? Dan untuk apa rasa sakit itu ada dan dirasakan oleh tubuh kita?

Translate